Wednesday, 17 August 2016

Memahami Pengertian Karya Fiksi

Pengertian Fiksi
Dalam Webster’s New Colegiate Dictionary, kata fiksi atau fiction diturunkan dari bahasa Latin fictio, fictum yang berarti “membentuk, membuat, mengadakan, menciptakan” (Guntur Tarigan,  1993:120).
Dengan demikian, dapat dianalogikan bahwa kata benda fiksi dalam bahasa Indonesia secara singkat berarti “sesuatu yang dibentuk; sesuatu yang dibuat; sesuatu yang diciptakan; sesuatu yang diimajinasikan.” Inilah kiranya arti fiksi secara etimologis.
Menurut Abrams , Fiksi dalam kesusastraan adalah cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan kebenaran sejarah (Nurgiyantoro 1995:2).
Dengan demikian, sebuah karya fiksi menyaran pada suatu karya yang menceritakan tentang sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan tidak terjadi sungguh-sungguh. Dengan demikian, hal tersebut tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata.
Istilah fiksi sering dipergunakan dalam pertentangannya dengan realitas-- sesuatu yang benar ada dan terjadi di dunia nyata sehingga kebenarannya pun dapat dibuktikan secara empiris. Ada tidaknya, atau dapat tidaknya sesuatu yang dikemukakan dalam suatu karya yang dibuktikan secara empiris inilah antara lain yang membedakan karya fiksi dengan karya nonfiksi. Tokoh, peristiwa, dan tempat yang disebut-sebut dalam fiksi adalah tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat imajiner sedangkan pada karya nonfiksi bersifat faktual.
Sebagai sebuah karya imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanuasiaan. Oleh karena itu, menurut Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro (1995:2-3).
Fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajiner, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Namun hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia. Penyeleksian pengalaman kehidupan yang akan diceritakan tersebut tentu saja bersifat subjektif.
Namun, perlu dicatat bahwa dalam dunia kesusastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang mendasarkan diri pada fakta. Karya sastra demikian, oleh Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:4) disebut sebagai berikut.
1. fiksi historis (historical fiction) jika yang menjadi dasar penulisannya adalah fakta sejarah,
2. fiksi biografi (biografis fiction) jika yang menjadi dasar penulisannya adalah fakta biografi, dan
3. fiksi ilmiah (science fiction) jika yang menjadi dasar penulisannya adalah fakta ilmu pengetahuan.                                                                                  
Ketiga jenis karya fiksi tersebut dikenal dengan sebutan fiksi nonfiksi (nonfiction fiction).
Pada kesempatan ini, akan dibahas lebih jauh mengenai fiksi ilmiah. Hal ini dilakukan karena novel KKS lebih cenderung berbentuk fiksi ilmiah.

No comments:

Post a Comment